GUNUNGKIDUL– Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Gunungkidul, Irfan Ratnadi, mengajak para orang tua atlet untuk terlibat aktif dalam mendampingi anak-anak mereka menjelang Pekan Olahraga Daerah (Porda) XVII.
Hal ini disampaikan Irfan dalam agenda pertemuan bersama wali atlet yang mengikuti Training Center (TC) tahap ketiga. Irfan menyampaikan apresiasi atas antusiasme para orang tua dalam menghadiri pertemuan tersebut. Ia berharap dukungan dari orang tua dapat menjadi kekuatan tambahan dalam mewujudkan target perolehan medali.
“Kehadiran bapak dan ibu secara antusias adalah semangat tersendiri. Target medali yang kami harapkan bisa tercapai tentunya membutuhkan sinergi, salah satunya dari peran orang tua,” kata Irfan, di Ruang Rapat Pemkab Gunungkidul ,Sabtu (10/5/2025)
Irfan juga mengingatkan pentingnya pendampingan selama masa TC. Ia mengungkapkan, sudah ada lima atlet yang mengalami cedera saat berangkat latihan. Bahkan, satu atlet harus absen dari kompetisi karena menjalani perawatan selama tujuh bulan.
Orang Tua ‘Excellent’ Ciptakan Anak Hebat
Eric Hadi Saputra dari tim pendamping psikologi dan motivasi KONI menyampaikan pentingnya membangun sinergi antara KONI, atlet, pelatih, dan orang tua. Ia menyebutnya sebagai Circle of Excellence atau Lingkaran Cerdas.
“Kita harus bersyukur atas segala nikmat, termasuk anak yang berprestasi. Namun sesuatu yang berbeda harus dilakukan agar hasilnya juga berbeda. Orang tua harus menjadi excellent agar anak juga bisa mencapai puncak prestasi,” ujar Eric.
Ia mengajak orang tua untuk memahami konsep “know yourself” atau mengenali diri sendiri, baik dalam hal kelebihan, kekurangan, prinsip hidup, hingga emosi. Dengan pemahaman ini, orang tua dapat lebih tepat dalam memberikan dorongan kepada anak.
“Kenali potensi anak, bantu mereka untuk menemukan branding-nya. Ini bukan untuk sombong, tapi untuk memberi motivasi,” katanya.
Eric juga menekankan pentingnya memberi diri secara utuh (give yourself) kepada anak. “Ini bisa berupa waktu, tenaga, atau perhatian. Bahkan kadang cukup dengan bertanya, ‘saya bisa bantu apa?’ Itu sudah sangat berarti,” ujarnya.
Ikhlas, Lagu Motivasi, dan Perspektif Positif
Eric menegaskan bahwa dalam masa persiapan dan kompetisi, orang tua perlu memiliki keikhlasan bahwa anak bukan hanya milik keluarga, tetapi juga menjadi kebanggaan daerah. Ia juga mengajak orang tua untuk menjaga suasana rumah tetap positif.
“Kalau anak sering mendapat suasana tak menyenangkan di rumah, akan terlihat dampaknya di sekolah atau tempat latihan,” kata Eric.
Ia juga memberikan tips sederhana namun efektif dalam memotivasi anak, yakni melalui musik. Lagu-lagu seperti Jangan Menyerah (d’Masiv), Garuda di Dadaku (Netral), Bendera (Cokelat), atau Sang Juara (Kotak) disebut dapat membantu menyampaikan semangat secara emosional.
“Biarkan syair yang berbicara. Pagi hari, sepulang latihan, atau menjelang tidur, pilihkan lagu yang sesuai untuk membangkitkan motivasi mereka,” sarannya.
Menjawab Keresahan Wali Atlet
Dalam sesi tanya jawab, beberapa wali menyampaikan keresahan mereka. Rini, wali dari atlet cabang olahraga renang, menanyakan bagaimana harus bersikap saat ia dan anaknya sama-sama lelah sepulang latihan.
Menjawab hal ini, Eric menyarankan pendekatan reframing — mengubah cara pandang terhadap kelelahan menjadi bentuk kebahagiaan.
“Mulailah dengan bertanya, ‘apa yang bisa membuat saya senang hari ini?’ dan perbanyak oksigen dalam tubuh. Menarik napas dalam dan mengingat Tuhan bisa sangat membantu,” jelasnya.
Sementara itu, Niar, ibu dari atlet tinju, mengungkapkan kekhawatiran akan potensi cedera serius yang bisa dialami anaknya. Eric menanggapi dengan menegaskan pentingnya komunikasi dan perspektif positif.
“Anak petinju bukan kebetulan. Tuhan tahu siapa orang tua yang kuat. Ridho Allah berasal dari ridho orang tua. Maka berpikirlah positif, karena itu akan berdampak langsung pada mental dan performa atlet,” tegasnya.
Pertemuan ini ditutup dengan semangat kolaboratif dari seluruh pihak, mengukuhkan pentingnya sinergi dalam mencetak atlet-atlet berprestasi.
KONI Ajak Orang Tua Dampingi Atlet, Ciptakan Lingkaran Prestasi
